Subscribe

RSS Feed (xml)



Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selasa, 15 Mei 2012

MAKALAH INFORMATIKA FARMASI


BAB I
PENDAHULUAN

I.1      PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi telah mengubah manusia dalam menyelesaikan semua pekerjaannya, tidak hanya dalam pekerjaannya saja tetapi dalam segala aspek kehidupan manusia, seperti pada saat pencarian informasi. Jika dahulu manusia mencari informasi sebatas pada buku, media cetak, maupun secara lisan, sekarang lebih banyak mencari informasi tersebut melalui internet. Secara tidak langsung dapat dikatakan semua serba terkomputerisasi.
Teknologi informasi dan komunikasi sudah menjadi bagian penting dari penyelenggaraan kesehatan di Indonesia. Beberapa institusi kesehatan seperti rumah sakit, klinik, laboratorium dan bahkan puskesmas dan dinas kesehatan sudah banyak yang mengadopsi teknologi ini. Penyedia jasa pengembang aplikasi berbasis komputer untuk kesehatan juga semakin banyak, dari pemain lokal, nasional dan juga pemain multinasional. Pemerintah pun juga sangat mendorong pemanfaatan teknologi informasi di sektor kesehatan.
Penggunaan teknologi informasi memang sudah dirasa perlu dalam mengolah data dan informasi kesehatan yang jumlahnya tak terbatas. Tidak hanya untuk meningkatkan efektifitas pelayanan, aksesibilitas terhadap data kesehatan dan peningkatan efisiensi, teknologi informasi juga akan sangat membantu untuk monitoring dan evaluasi program kesehatan, surveilans penyakit dan tentunya penelitian. Banyak praktisi sistem informasi, akademisi, pelaku industri sudah memperkenalkan berbagai inovasi kesehatan berbasis teknologi informasi. Namun, masih sedikit dari inovasi ini yang dapat dikenal dan diadopsi oleh institusi kesehatan
Dengan lingkup pelayanan yang begitu luas, tentunya banyak sekali permasalahan kompleks yang terjadi dalam proses pelayanan di rumah sakit. Banyaknya variabel di rumah sakit turut menentukan kecepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dan lingkungan rumah sakit. Pengelolaan data di rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan suatu sistem informasi di rumah sakit. Pengelolaan data secara manual, mempunyai banyak kelemahan, selain membutuhkan waktu yang lama, keakuratannya juga kurang dapat diterima, karena kemungkinan kesalahan sangat besar. Dengan dukungan teknologi informasi yang ada sekarang ini, pekerjaan pengelolaan data dengan cara manual dapat digantikan dengan suatu sistem informasi dengan menggunakan komputer. Selain lebih cepat dan mudah, pengelolaan data juga menjadi lebih akurat.

I.2 TUJUAN
            Tujuan dari makalah ini adalah :
  1. Mengetahui tentang Sistem Informatika secara umum dan Informatika Kesehatan
  2. Mengetahui Peran dan fungsi Informatika Secara Umum
  3. Mengetahui Peran dan fungsi  SIM di Rumah sakit
  4. Mengetahui  Peran dan fungsi  SIM di Apotek
  5. Mengetahui Peran dan fungsi  SIM di Industri Farmasi

 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 SISTEM MANAJEMEN INFORMATIKA
Sistem Informasi Manajemen (SIM), adalah sistem pengolahan data untuk menjadi informasi dengan menggunakan manusia dan komputer. Informasi itu sangat dibutuhkan untuk fungsi manajemen, artinya sebagai bahan pijakan para pengambil keputusan (sesuai dengan tahapan managerialnya), dalam mengambil keputusannya. Penggunaan komputer dalam SIM karena komputer dalam beberapa hal memiliki kemampuan yang melebihi kemampuan manusia, misalnya: dapat menyimpan sejumlah data yang banyak, pengolahan data yang cepat dan akurat, dan dapat memunculkan informasi kapan saja. Keadaan data sebagai bahan informasi jumlahnya sangat banyak dan bervariasi, hal ini sesuai dengan keadaan data dari berbagai bagian organisasi yang mendukung organisasi tersebut. Data yang bervariasi dan banyak itu agar terpadu dalam pengolahannya ditampung secara sistematis dalam data base. Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dari Sistem Informasi Manajemen, prosedur kerjanya dilaksanakan dengan on-line, yaitu beberapa komputer dan bagian-bagian organisasi dan subbagian organisasi dikembang-kan dengan "pusat komputer" sebagai terminal; manfaatnya agar setiap yang membutuh-kan dapat dengan cepat memperoleh informasi. Berbagai jenis informasi akan dibutuhkan oleh setiap tingkatan managerial sesuai dengan keperluannya.
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Peraturan perundangundangan yang menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes No. 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota. Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes mengandung kelemahan dimana keduanya hanya memandang sistem informasi kesehatan dari sudut padang menejemen kesehatan, tidak memanfaatkan state of the art teknologi informasi serta tidak berkaitan dengan sistem informasi nasional. Teknologi informasi dan komunikasi juga belum dijabarkan secara detail sehingga data yang disajikan tidak tepat dan tidak tepat waktu.
Secara umum sistem informasi kesehatan merupakan sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.

II.2 PERAN DAN FUNGSI SISTEM INFORMASI KESEHATAN
a.      RUMAH SAKIT
Rumah sakit sebagai salah satu sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Pelayanan di rumah sakit adalah kegiatan yang berupa pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, dan pelayanan gawat darurat yang mencakup pelayanan medik dan penunjang medik, yang salah satu unit pelayanan yang mempunyai peranan yang sangat penting di dalamnya adalah unit kefarmasian
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu tatanan yang berurusan dengan pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisis dan penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit. Sebuah sistem informasi rumah sakit idealnya mencakup integrasi fungsi-fungsi klinikal (medis), keuangan, serta manajemen yang nantinya merupakan sub sistem dari sebuah sistem informasi rumah sakit. Sub sistem ini merupakan unsur dari sistem informasi rumah sakit yang tugasnya menyiapkan informasi berdasarkan fungsi-fungsi yang ada untuk menyederhanakan pelayanan pada suatu rumah sakit.


Gambar 1. Bagan alur pelayanan sistem informasi Rumah Sakit

Pelayanan Farmasi merupakan salah satu pelayanan utama yang menunjang kegiatan pelayanan di lingkungan rumah sakit dalam menjalankan fungsinya untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Divisi Farmasi bertanggung jawab terhadap pengelolaan barang farmasi berupa obat yang digunakan oleh semua unit di lingkungan rumah sakit baik untuk pelayanan rawat jalan termasuk rawat darurat dan bedah sentral, pelayanan rawat inap termasuk rawat intensif maupun penggunaan obat yang digunakan di lingkungan penunjang medis seperti laboratorium. Pada masa yang akan datang beberapa konsep baru telah disepakati untuk digunakan di lingkungan Divisi Farmasi. Hal pertama yang diperkenalkan dan akan dilaksanakan adalah order manajemen yaitu pemanfaatan pelayanan permintaan dan penyampaian hasil pemberian obat dengan memanfaatkan fasilitas komputer secara online. Fasilitas ini dapat dimanfaatkan oleh semua unit pengguna. Status atau proses permintaan layanan termasuk hasil pemberian obat dapat dipantau / dilihat langsung melalui fasilitas komputer.
Sistem informasi farmasi adalah sebuah sistem yang diorganisir untuk pengumpulan, pengolahan, pelaporan, dan penggunaan informasi untuk pengambilan keputusan. Informasi diperoleh dari pengumpulan dokument atau catatan farmasi. Formulir pelaporan dan laporan umpan balik atau laporan analisisa Sistem informasi farmasi dapat merupakan alat yang berguna untuk pengawasan, menyediakan data untuk memonitoring. Sistem informasi manajemen farmasi yang baik, efektif digunakan untuk pengolahan data, yang meliputi:
a. Pengolahan data dengan meringkas data.
Data yang disajikan untuk manajemen seringkali tabel ringkasan.
b. Penyajian informasi dalam bentuk grafis, yang memudahkan pemahaman.
c. Pemahaman informasi untuk mengidentifikasi kecenderungan dan masalah-masalah potensial.
d. Langkah dalam merespon hasil baik positif maupun negative


Gambar 2. ERD sistem informasi rumah sakit
Pelayanan farmasi di rumah sakit mempunyai peran yang terpadu dalam perawatan medis yang diberikan oleh rumah sakit. Palayanan farmasi ini terdiri dari berbagai unsur, yang paling utama yaitu:
a.  Usaha pengadaan, distribusi dan pengawasan, semua obat-obatan
b.  Evaluasi dan penyebaran informasi secara luas tentang obat-obatan dan penggunaannya kepada staf rumah sakit dan pasien.
c. Memantau dan menjamin kualitas penggunaan obat

b.         APOTEK
Apotek merupakan pelayanan produk dan jasa yang dikaitkan dengan kepuasan customer. Pengelolaan Apotek adalah segala upaya dan kegiatanyang dilakukan oleh seorang Apoteker. Pengelola Apotek (APA) dalam rangka tugas dan fungsi apotek yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian.


Gambar 3. Bagan sistem Informasi Apotek
            Fungsi sistem informasi  apotek yaitu dapat memberikan informasi tentang apotek sehingga memudahkan untuk maintenance dan akan membantu top manajemen untuk mengambil keputusan bagi perusahaan, mulai dari stok obat, stok bahan racikan, pembelian dan penjualan dan dengan adanya aplikasi ini efisiensi waktu dapat ditingkatkan. Hal ini dapat tercapai karena masing-masing peserta yaitu:
      1.  Manajer, baik perorangan maupun sebuah tim, dapat membuat perencanaan tentang ketersediaan stock   obat dan permintaan pada supplier.
     2.  Karyawan, dapat memperoleh penugasan pekerjaan dan dapat memeriksa tugasnya dengan teliti kapan saja, serta dapat melaporkan perkembangan pekerjaan yang dilakukannya kepada pihak manajer, umumnya adalah berupa persentase kemajuan (progress)
   3.Stakeholder, siapapun baik perorangan maupun organisasi yang berkepentingan, dapat membantu dan memperoleh informasi tentang jalannya apotek.
4   4. Kerja sama, seperti perusahaan obat-obatan dapat melakukan kebijakan terhadap pelanggan yang lebih banyak memakai sebagai contoh karena lebih sering memakai obat (salah satu perusahaan farmasi) diberikan harga yang lebih murah atau dengan tanda terima kasih berbentuk hadiah dll.

C. INDUSTRI FARMASI
    Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat.  Aktivitas Pembuatan obat atau bahan obat yang merupakan bagian dari sistem informasi manajemen meliputi spesifikasi, prosedur, metode dan instruksi,catatan dan laporan, serta jenis dokumentasi lain yang diperlukan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, sertra evaluasi dari seluruh rangkaian kegiatan pembuatan obat.

 Kegiatan dari manajemen yang merupakan salah satu bagian dari SIM, seperti aktivitas-aktivitas berikut:
a.       Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.
b.       Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.
c.  Pengambilan Keputusan, proses pemilihan diantara berbagai alternative disebut dengan proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer harus memilih diantara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi

BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
        Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian peran Sistem Informasi manajemen dalam Dunia kefarmasian adalah :
1.   Peran dan fungsi SIM adalah meningkatkan efektifitas pelayanan, aksesibilitas terhadap data kesehatan, peningkatan efisiensi, untuk monitoring dan evaluasi program kesehatan serta surveilans penyakit dan tentunya penelitian.
2.   Peran dan fungsi SIM di Rumah sakit adalah membantu dalam pengadaaan, evaluasi dan penyebaran informasi dan memantau dan menjamin kualitas penggunaan obat
3.   Peran dan fungsi SIM di Apotek adalah membantu dalam proses manajerial, pengadaaan obat diapotek serta pengawasan.
4.   Peran dan fungsi SIM di Industri Farmasi meliputi spesifikasi, prosedur, metode dan instruksi,catatan dan laporan, serta jenis dokumentasi lain yang diperlukan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, sertra evaluasi dari seluruh rangkaian kegiatan pembuatan obat.

DAFTAR PUSTAKA               
1.    Sanjoyo,R. 2011. Sistem Informasi Kesehatan. http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
2.  Anonim. 2011. Sistem Informasi Manajemen Rumah sakit. http://www.scribd.com/doc/58009718/33/F-SISTEM-INFORMASI-MANAJEMEN-RUMAH-SAKIT
3.     McLeod, R. 1996. Sistem Informasi Manajemen. Prenhalindo. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar